Selasa, 28 Desember 2010

Bontang at a Glance

Kota Bontang merupakan wilayah yang strategis. Sebagai daerah otonom. Bontang sangat menjanjikan bagi investor, banyak peluang usaha yang tersedia dengan kandungan alamnya yang melimpah.
Terletak di jalur lintas Kalimantan dan berhadapan langsung dengan Selat Makassar. Kota ini memiliki pelabuhan khusus milik PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan PT Badak LNG yang dapat dikunjungi kapal dari seluruh penjuru dunia. Selain itu terdapat pelabuhan umum di Lok Tuan dan Tanjung Laut, sehingga mampu menjadi kota industri jasa dan perdagangan yang mengandalkan dari sektor perhubungan darat dan laut.
Luas wilayah Bontang, kurang-lebih 49.757 Ha yang terdiri dari daratan seluas kurang-lebih 14.780 Ha {29,70 persen) dan lautan seluas 34.977 (70.30 persen). Luas daratan meliputi, Kawasan Hutan Lindung seluas 5.950 Ha (11,96 persen), PT Pupuk Kaltim 2.010 Ha (4.04 persen), PT Badak NGL, CO 1,572 Ha (3,15 persen), sedangkan untuk kawasan pemukiman penduduk seluas 5.248 Ha {10,56 persen).
Bontang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur (Utara), Selat Makassar (Timur), Kabupaten Kutai (Selatan), dan Kabupaten Kutai (Barat). Terletak antara 117'21'-117'29' (BujurTimur) dan 0'01'-0'11' (Lintang Utara).
Daerah ini berada di Pantai Timur Kalimantan Timur, di daerah aliran Sungai Sangatta, Api-Api, dan Santan yang ketiganya berhulu satu. Dengan demikian, Bontang merupakan daerah endapan tanah lumpur yang terbentuk dari ketiga anak sungai itu yang kemudian membentuk delta. Delta merupakan lahan subur yang sangat baik untuk dijadikan lahan tanaman pangan.
Bontang merupakan daerah rawa pasang-surut, memiliki sifat keadaan tanahnya sering digenangi air yang lama-kelamaan menjadi asam. Tanahnya ber­sifat organik. Kadang pula pada kondisi tertentu, karena air laut pasang bersamaan curah hujan yang tinggi, menyebabkan genangan air pada wilayah tertentu sehingga hal tersebut lama-kelamaan mem­bentuk rawa
Dengan demikian, karena terletak di pantai dan pengaruh air laut pasang, tanah di Bontang menjadi payau dan asin. Keperluan air bersih sebagian besar masyarakat Bontang sangat tergantung pada air hujan dan airtawar yang diambil di hulu sungai Api-Api serta air bawah tanah.
Wilayah Bontang dilalui oleh garis katulistiwa dengan iklim tropika basah, yakni wilayah tropis beri­klim panas namun memiliki curah hujan cukup tinggi, 2000-3000 mm/tahun yang terjadi antara Oktober sampai April. Bontang juga memiliki hutan lindung. Wilayah pesisir yang dimiliki berupa pantai yang bersih, landai, berpasir putih dan belum adanya pen­cemaran ini merupakan daya tarik tersendiri sehingga merupakan obyek wisata yang sangat potensial karena semakin banyaknya masyarakat setempat, wisatawan luar daerah, maupun manca negara berkunjung ke lokasi tersebut.
Selain itu pantai ini memiliki terumbu karang, be­ragam species ikan seperti udang raksasa (lobster), sisik sejenis penyu, teripang bahkan ikan duyung.
Sebagai pengolah hasil tambang yaitu gas alam cair serta pupuk merupakan salah satu penghasil devisa terbesar di Indonesia.
Dengan kekayaan sumber daya laut berupa kea­nekaragaman hayati, maka secara langsung mem­beri manfaat ekonomi bagi mayarakatnya yaitu seba­gai sumber penyediaan bahan pangan, penyerapan tenaga kerja dan pariwisata. (http://www.bontangkota.go.id)



Kota Bontang dikenal dengan kota industri dan jasa, dua sektor tersebut telah memberikan nilai pendapatan yang utama bagi daerah ini . Di Kota Bontang, dalam kawasan tiga perusahaan raksasa itu, berbagai fasilitas moderen lengkap tersedia, mulai dari fasilitas perumahan bagi karyawan, tempat olahraga, rekreasi, taman bermain, rumah sakit hingga hotel berbintang yang tentunya menambah kas daerah dari sektor jasa, sektor jasa dan industri pengolahan adalah dua lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Dari tiga perusahaan besar itulah tulang punggung perkembangan perekonomian kota ini. Keberadaan perusahaan raksasa itu punya andil dalam meningkatkan kegiatan perdagangan dengan munculnya kebutuhan baru akan komoditas keperluan hidup sehari-hari.
Di sektor pariwisata, Wilayah pesisir dengan pantai yang bersih, landai, berpasir putih bisa menjadi obyek wisata yang potensial. Bontang Kuala misalnya, selain menarik wisatawan karena perkampungan nelayan di atas laut, juga tengah dikembangkan sebagai obyek wisata. Kota ini memiliki potensi menjadi kota pariwisata dengan beberapa tempat andalan, Pulau Beras Basah, Pulau Segajah serta Taman Nasional Kutai yang berdampingan dengan wilayah Kutai Timur. Potensi budidaya perikanan laut dengan komoditas unggulan berupa udang, kepiting, ikan kerapu, udang lobster, kakap merah, teripang, rumput laut dan tiram banyak diminta oleh pasar luar negeri.
Gas Alam Cair (LNG) merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang. Kota ini dianugrahi kekayaan alam, terutama gas alam yang sangat besar. Pada tahun 2005 produksi LNG mencapai 42.889.510 M3. Sebagian besar produksi itu sebanyak 42.623.823 M3 untuk konsumsi ekspor. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor LNG adalah PT. Badak LNG & Co.
Ekspor keseluruhan Kota Bontang menghasilkan devisa sebesar US$ 8.119.872.685. Sebagian besar nilai ekspor tersebut berasal dari ekspor migas, yaitu sebesar US$ 7.216.713.333,[rujukan?] sedangkan ekspor non migas hanya sebesar US$ 903.159.352.
Selain LNG, di Kota Bontang terdapat industri lainnya, yaitu industri yang memproduksi amoniak dan urea. Perusahaan yang memproduksi dan mengekspor urea dan amoniak dari daerah ini adalah PT. Pupuk Kaltim. Produksi amoniak pada tahun 2005 mencapai 389.099 ton. Mayoritas dari produksi tersebut untuk keperluan ekspor, sebesar 311.230,68 ton. Sedangkan produksi Urea, dalam hal ini urea curah sebesar 1.009.693,79 ton. Seperti produk industri lainnya produksi urea curah untuk ekspor, mencapai sebesar 543.782,23 ton.
Dominasi berbagai industri di atas terlihat jelas dalam komposisi PDRB Kota Bontang. Dari keseluruhan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, tahun 2005 sebesar Rp. 26,26 trilyun, konstribusi sektor industri pengolahan mencapai Rp. 24,73 trilyun atau 94,17 persen. Dominasi industri yang berhubungan dengan hasil alam ini tidak hanya bermanfaat bagi perekonomian kota Bontang sendiri, melainkan juga menghasilkan devisa yang besar bagi negara.
Dilihat dari banyaknya industri, di Kota Bontang terdapat berbagai jenis industri antara lain industri aneka sebesar 196 buah, industri hasil pertanian dan kehutanan 299 buah dan industri logam, mesin dan kimia sebesar 205 buah. Industri aneka menyerap tenaga kerja 838 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 2,39 milyar. Sedangkan industri hasil pertanian dan kehutanan menyerap 893 tenaga kerja dan nilai investasi sebesar Rp. 14,91 milyar. Sementara industri logam, mesin dan kimia menyerap 4.020 tenaga kerja dengan nilai investasi sebesar Rp. 5,29 trilyun.

1 komentar: